Selasa, 21 Desember 2010

Visi dan Misi Propinsiku : KALIMANTAN TIMUR

Visi (Vision)

Terwujudnya Sumber Daya Aparatur Daerah yang profesional untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Misi (Mission)

1.

Mewujudkan penyelenggaraan manajemen kepegawaian yang profesional; (Realize the professional official management held)

2.

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Daerah di Kalimantan Timur;(Increase the quality of local apparatus resources in East Kalimantan Province)

3.

Menata kuantitas Sumber Daya Aparatur Daerah di Kalimantan Timur secara efektif dan efisien.
(Arrange the quantity of local apparatus resources in East Kalimantan Province as an effective and efficient)


http://kaltimbkd.info/index.php/id/profil/visi-dan-misi


Ku berharap Secepatnya : NO KORUPSI kecil-kecilan apalagi BESAR, ingat bahagia diDUNIA dan diAKHIRAT.

Merasa berdoa jika memakan HAK ORANG LAIN, Maju dan JAYA lah propinsiku, Sukses selalu buat GUBERNUR & WKL GUBERNUR serta pemimpin ku di Kaltim tercinta ini.

Rabu, 15 Desember 2010

Samarindaku : Pelabuhan kota Samarinda


Pelabuhan Samarinda yang berada di kota Samarinda, tepatnya terletak di tepian sungai Mahakam.

Pada tahun 1668 awalnya Samarinda di tempati oleh orang-orang Bugis Wajo, karena saat itu kerajaan Gowa telah dikuasai oleh Belanda dan tidak menyetujui perjanjian Bongaya antara Sultan Hasanuddin dan VOC Belanda. Pada tahun 1844 di tandainya Kalimantan Timur di bawah Pemerintahan Belanda, Samarinda terus berkembang dan telah dikenal serta menarik para pedagang maupun pelaut dari Cina, India, karena sekitar sungai Mahakam kaya akan hasil-hasil emas, sarang burung. Madu, lilin lebah, gaharu, bulu burung yang indah, hasil hutan lainnya, dan juga terdapat minyak kental (Napta) yang dijual belikan secara barter dengan mata uang koin.

Pada masa penjajahan Belanda sudah dibangun dermaga dari kayu selain menghubungkan antara Samarinda Ilir dan Samarinda Seberang juga dipakai kegiatan bongkar muat barang. Pada tahun 1978 setelah melihat arus bongkar muat barang dan kunjungan kapal meningkat dari waktu ke waktu, Pemerintah Republik Indonesia memperluas Pelabuhan Samarinda dengan beton bertulang, dan pondasi tiang pancang. Dermaga tersebut diberi nama dermaga III dengan panjang 50 x 12 m.


Selasa, 14 Desember 2010

Kaltim : Green one man five tree Kaliantan timur

Awang Faroek tidak pernah berhenti mengingatkan agar masyarakat mendukung program Kaltim Green atau Kaltim Hijau yang telah menjadi komitmen bersama masyarakat Kaltim dan telah menjadi kesepakatan bersama pada Kaltim Summit 7 Januari 2010. Kaltim Hijau harus mendapat dukungan karena merupakan awal dari proses pelaksanaan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan (green development).

Ia juga meminta semua pihak bertanggungjawab melaksanakan Kaltim Green karena sudah menjadi komitmen bersama. Komitmen itu harus diwujudkan dengan salah satu cara menaman pohon setiap orang lima pohon, atau ‘one man five tree’. Pohon yang ditanam pun bukan harus pohon tertentu, namun berbagai jenis pohon yang disukai masing-masing orang agar manfaatnya kelak bisa dirasakan oleh keturunan si penenam itu sendiri, yakni anak dan cucu mereka.

http://www.wisatakaltim.com/berita/kaltim-green-one-man-five-tree-dan-peran-serta-masyarakat-kaltim/

kaltim green
(Foto Awang Faroek Menanam pohon)

Menanam pohon tidak hanya berlangsung di daratan, namun daerah pesisir yang ditumbuhi hutan bakau yang menjadi penghasil ikan dan udang mendapat perhatian pula. Terkait dengan itu, maka gubernur meminta semua semua pihak, termasuk kalangan pengusaha turut melakukan penanaman baik di wilayah darat maupun pesisir pantai.

Sebagai daerah yang menjadi paru-paru dunia, maka melestarikan alam dan membuat daerah semakin hijau merupakan tanggung jawab semua pihak. Termasuk juga kebijakan Pemprov dalam mendukung program nasional yang berkomitmen menurunkan emisi 26 persen dalam upaya antisipasi pemanasan global.

Program Kaltim Hijau yang diharapkan adalah, kondisi Kaltim memiliki perangkat kebijakan yang jelas tentang tata kelola pemerintahan, serta program pembangunan yang memberikan perlindungan sosial dan ekologis terhadap masyarakat, serta memberikan jaminan jangka panjang terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat berkelanjutan.

Guna semakin mengenalkan Program Kaltim Green, gubernur juga melakukan pendekatan kepada semua pihak agar merasa memiliki dan turut berperan dalam upaya menghijaukan serta meletarikan lingkungan agar tetap bersih dan hijau. Salah satu yakni dengan merangkul kelompok sepeda ontel dalam launching Hari Bebas Kendaraan Bermotor pada 5 Juni 2010.

Acara Launching Hari Bebas Kendaraan Bermotor yang merupakan bagian program dari Pemerintah yaitu “Kaltim Green”. Peserta yang ikut bersepeda bareng dalam perayaan tersebut mendaftar secara gratis dan memperoleh Kaos seragam Kaltim Green juga kupon hadiah doorprize. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini jumlahnya mencapai ribuan pesepeda yang terdiri dari berbagai Club komunitas sepeda yang ada di Samarinda diantaranya seperti komunitas sepeda Bike to Work, Pedalis (Sepeda Lipat Samarinda), B.O.M (Bubuhan Ontel Mahakam), sepeda Low Rider (Samarinda Low Rider Community), OPSIR (Onthel Pesisir Anggana), KOMA (Komunitas Onthel Makroman), Customs Cycling Club, Komunitas sepeda MTB, BMX Bandit, Sepeda Balap, dari instansi perkantoran, masyarakat biasa dan lainnya masih banyak lagi juga datang dari luar kota Samarinda diantaranya seperti dari Balikpapan, Sanggata, Anggana, Tenggarong dan lain-lain.

kaltim bersepeda
(Foto Awang Faroek Bersepeda Santai)

Begitu besar Animo masyarakat untuk ikut serta mensukseskan Program Pemerintah Provinsi Kaltimone man five tree’, kedepannya diharapkan Institusi Pemerintah, Lembaga Masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat terus mendukung gerakan Kaltim Green ini, diantaranya adalah penerapan area bebas rokok dan sosialisai penggunaan sepeda.



Kamis, 02 Desember 2010

Beranda * Beranda __DAFTAR BERITA__ * ► 2011 (363) o ► 23 Januari - 30 Januari (55) + 19 Jenis Lokomotif Kereta

Walikota Samarinda H Syaharie Jaang bersama wakil walikota Samarinda H Nusyirwan Ismail didampingi Sekretaris Daerah HM Fadly Illa dan jajaran pimpinan instansi teknis melakukan peninjauan lapangan di sepanjang Tepian Mahakam sekaligus memimpin rapat di gazebo Tepian Mahakam, Rabu (1/12).
Walikota Samarinda saat memimpin Rapat di Gazebo Tepian Mahakam
Walikota Samarinda saat memimpin Rapat di Gazebo Tepian Mahakam
Hujan yang mengguyur Kota Samarinda bukan halangan bagi Walikota melakukan peninjauan lapangan ke Tepian Mahakam yang dimulai dari segmen Pasar Pagi, Teluk Lerong hingga Karang Asam menjadi sasaran untuk pembenahan, yang diakhiri dengan meninjau jembatan Mahakam Hulu.
“Memang kita akan menyerahkan pengelolaannya kepada investor secara murni. Sesuai rencana, Januari akan ditawarkan kepada investor. Januari baru ditawarkan, tentu tidak otomatis bulan Februari atau Maret hingga April sudah terlihat hasil, makanya peninjauan hari ini untuk langkah membenahi yang sudah ada dan bagus juga ketika dilihat investor. Saya ingatkan, memang tidak seperti lampu aladin, tapi warga juga tidak mau tahu dan jangan sampai dibilang warga hanya wacana,” ujar Syaharie Jaang yang memilih salah satu gazebo Tepian Mahakam di depan Islamic Centre untuk melakukan rapat terkait penataan tepian.
Beberapa poin penting yang disampaikan Syaharie Jaang kepada jajarannya agar secepatnya dirumuskan dalam tempo 1 bulan untuk menggodoknya.
”Hal penting pertama masalah penataan dan penertiban PKL, supaya segera dirapatkan yang dipimpin Wawali, mulai PKL Mesra Indah (Penjual kaset CD), di depan masjid raya, pasar Pagi, PKL Buah, PKL mobil pick up, PKL BBM, telur penyu hingga jagung,” ucap walikota.
Kedua, lanjutnya masalah parkir yang masih ada hubungan dengan penataan dan penertiban PKL. Seperti mengurangi kemacetan di depan masjid raya dan pasar Pagi. Setelah PKL ditertibkan, space-nya bisa digunakan untuk parkir.
Begitu pula tempat bermain anak, sebut Jaang merupakan kebutuhan semua warga dari berbagai tingkat sosial. “Ada teman saya yang bekerja di bank, juga membawa anaknya di sini. Katanya di sini tempatnya terbuka. Tinggal nanti kita benahi pengelolaannya dan kebersihan, termasuk soal parkirnya,” perintah Jaang.
Jaang meminta agar Tepian Mahakam tetap dalam kondisi terawat, dijaga kebersihannya dan rumputnya tetap nyaman dilihat. (vb/*)


sumber http://www.vivaborneo.com/walikota-samarinda-pimpin-rapat-di-gazebo.htm

Kamis, 14 Oktober 2010

Sejarah Kotaku : Samarinda

Pada saat pecah perang Gowa, pasukan Belanda di bawah Laksamana Speelman memimpin angkatan laut menyerang Makasar dari laut, sedangkan Arupalaka yang membantu Belanda menyerang dari daratan. Akhirnya Kerajaan Gowa dapat dikalahkan dan Sultan Hasanudin terpaksa menandatangani perjanjian yang dikenal dengan " PERJANJIAN BONGAJA" pada tanggal 18 Nopember 1667.

Sebagian orang-orang Bugis Wajo dari kerajaan Gowa yang tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi perjanjian Bongaja tersebut, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya ada yang hijrah ke daerah kerajaan Kutai, yaitu rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado yang pertama). Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.

Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama didalam menghadapi musuh.

Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan didalam pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).

Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak, dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan SAMARENDA atau lama-kelamaan ejaan "SAMARINDA".

Orang-orang Bugis Wajo ini bermukim di Samarinda pada permulaan tahun 1668 atau tepatnya pada bulan Januari 1668 yang dijadikan patokan untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda. Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi "Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 H" penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke 320 pada tanggal 21 Januari 1980

http://www.samarindakota.go.id/index.php?page=33

Sabtu, 30 Januari 2010

SEJARAH SINGKAT PROVINSI KALIMATAN TIMUR


Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai suatu kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan histories. Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 956 dengan Gubernur yang pertama adalah APT Pranoto.

Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu Keresidenan dari Provinsi Kalimantan Timur. Sesuai dengan aspiarsi rakyat pulau terbesar di Nusantara ini sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga propinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat.

Gubernur Kepala Daerah Propinsi Kalimantan Timur yang memimpin wilayah ini adalah sebagai berikut :

1. A.P.T. Pranoto, sebagai Gubernur Kepala Daerah, Masa Bhakti 1957 s.d. 1962.
2. A. Moeis, sebagai Kepala Daerah Masa Bhakti 1959.
3. A. Moeis Hasan, sebagai Gubernur Kepala Daerah, Masa Bhakti 1962 s.d. 1966.
4. Sukadijo, sebagai Penjabat Gubernur Kepala Daerah, Masa Bhakti 1966 s.d. 1967.
5. Abdoel Wahab Sjahranie, sebagai Penjabat Kepala Daerah Masa Bhakti 1967 s.d. 972
6. Abdoel Wahab Sjahranie, sebagai Gubernur Kepala Daerah Masa Bhakti 1972 s.d. 1978
7. Ery Soepardjan, sebagai Gubernur Kepala Daerah, Masa Bhakti 22 Mei 1978 s.d. 5 Juni 1983.
8. H. Soewandi, sebagai Gubernur Kepala Daerah, dengan Wakil Gubernur Kepala Daerah, H.M. Ardans, SH. Masa Bhakti 7 Juni 1983 s.d. 25 Juni 1988.
9. H.M. Ardans, SH. Gubernur Kepala Daerah, dengan Wakil Gubernur Kepala Daerah, H. Harsono, Masa Bhakti 7 Juni 1988 s.d 25 Juni 1993.
10. H.M. Ardans, SH, sebagai Gubernur Kepala Daerah dengan Wakil Gubernur Kepala Daerah, H. Suwarna Abdul Fatah, Masa Bhakti 26 Juni 1993 s.d. 25 Juni 1998.
11. H. Suwarna Abdul Fatah, sebagai Gubernur dengan Wakil Gubernur, Drs. H. Chaidir Hafidz dan Drs Yurnalis Ngayoh, Masa Bhakti 26 Juni 1998 s.d 25 Juni 2003.
12. H. Suwarna Abdul Fatah sebagai Gubernur dengan Wakil Gubernur, Drs Yurnalis Ngayoh, Masa Bhakti 26 Mei 2003 s.d. 25 Nopember 2007.
13. Drs. Yurnalis Ngayoh, MM sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Terhitung Mulai Tanggal (TMT) 26 Nopember 2007 s.d. 10 Maret 2008.
14. Drs. Yurnalis Ngayoh, MM sebagai Gubernur Terhitung Mulai Tanggal (TMT) 10 Maret 2008 s.d. 2 Juli 2008.
15. Ir. H. Tarmizi A. Karim, sebagai Pj. Gubernur, Terhitung Mulai Tanggal (TMT) 3 Juli 2008 s.d. 7 Desember 2008.
16. Drs. H. Awang Faroek Ishak, MM. M.Si, sebagai Gubernur dengan Wakil Gubernur, Drs H. Farid Wadjdy, M.Pd. Masa Bhakti 2008 s.d. 2013.

Daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur. Dibentuk berdasar Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959, tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 953, tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No. 9). Lembaran Negara No. 72 Tahun 959, meliputi :

1. Kotamadya Samarinda, dengan Ibukota Samarinda dan sekaligus sebagai Ibukota Propinsi Kalimantan Timur.
2. Kotamadya Balikpapan, sebagai Ibukota Balikpapan dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.
3. Kabupaten Kutai, dengan Ibukotanya Tenggarong.
4. Kabupaten Pasir, dengan Ibukotanya Tanah Grogot.
5. Kabupaten Berau, dengan Ibukotanya Tanjung Redeb.
6. Kabupaten Bulungan dengan Ibukotanya Tanjung Selor.

Dalam perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 5 Tahun 1974 dibentuk 2 Kota Administrasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981 dan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1989, yakni :

1. Kota Adminstratif Bontang (berada di Kabupaten Kutai).
2. Kota Administratif Tarakan (berada di Kabupaten Bulungan).

Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur dalam mengelola administrasi Pemerintahan dan Pembangunan di Daerah ini dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yang bertugas mengkoordinir Wilayah Utara dan Wilayah Selatan, yaitu :

• Pembantu Gubernur Wilayah Utara, berkedudukan di Kota Tarakan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan Gubernur untuk wilayah Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan dan Kota Administratif Tarakan, yang selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 29 Tahun 1997 menjadi Kotamadya Tarakan.
• Pembantu Gubernur Wilayah Selatan, berkedudukan di Kota Balikpapan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan Gubernur untuk wilayah Kotamadya Balikpapan, Kabupaten Kutai, Kabupaten Pasir.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan direvisi dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka struktur Pemerintahan di daerah berupa antara lain Wilayah Pembantu Gubernur dihapuskan serta Kota Administrasi Bontang dan Tarakan ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Otonomi.

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997, Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002, serta Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2007 mengenai pemekaran Kabupaten dan Kota di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur, maka sampai dengan saat ini wilayah Provinsi Kalimantan Timur dari 6 (enam) Kabupaten/ Kota bertambah menjadi 14 (empat belas) Daerah Kabupaten/Kota dengan 10 Kabupaten dan 4 Kota, yaitu :

1. Kota Samarinda, Ibukotanya Samarinda
2. Kota Balikpapan, Ibukotanya Balikpapan
3. Kota Bontang, Ibukotanya Bontang.
4. Kota Tarakan, Ibukotanya Tarakan.
5. Kabupaten Paser, Ibukotanya Tanah Grogot.
6. Kabupaten Berau, Ibukotanya Tanjung Redeb
7. Kabupaten Bulungan, Ibukotanya Tanjung Selor.
8. Kabupaten Kutai Kartanegara, Ibukotanya Tenggarong
9. Kabupaten Kutai Barat, Ibukotanya Sendawar.
10. Kabupaten Kutai Timur, Ibukotanya Sangatta.
11. Kabupaten Malinau, Ibukotanya Malinau.
12. Kabupaten Nunukan, Ibukotanya Nunukan.
13. Kabupaten Penajam Paser Utara, Ibukotanya Penajam.
14. Kabupaten Tana Tidung, Ibukotanya Tideng Pale.

(sumber humas pemprov. Kaltim)

http://kaltimnews.blogspot.com/

Kamis, 21 Januari 2010

Lambang Kota Samarinda

Logo Samarinda

Perisai
Menggambarkan masyarakat Samarinda mampu mempertahankan diri dari segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari dalam maupun dari luar.

Warna Dasar Hijau Tua
Lambang kesuburan dan kemakmuran kota Samarinda.

Tulisan Kota Samarinda Berwarna Hitam
Cermin Kewibawaan dan Keadilan sesuai dengan harapan masyarakat.

Dua Ekor Pesut
Koordinasi dan kerjasama yang dinamis antara eksekutif dan legislatif dalam melaksanakan pembangunan.

Bintang Bersudut Lima
Keagungan, kebesaran, religius dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jaring Samarinda
Watak dan keperibadian masyarakat Samarinda yang berani dalam membela kebenaran, keadilan, keuletan dan kegigihan.

Butir Padi Sebanyak Dua Puluh Satu
Kemakmuran pangan dan tanggal Hari Jadi Kota Samarinda 21 Januari 1968.

Tujuh Buah Kapas Yang Mekar Putih
Melambangkan tujuh fungsi dan peranan.

Perahu Dengan Warna Kuning
Generasi mendatang menuju masyarakat adil dan makmur.

Jembatan Mahakam
Mempererat Kesatuan dan Persatuan Bangsa.

Tiga Buah Arus Sungai Mahakam
Suasana Kota Samarinda tentram, tertib dan aman.

Papan Bertulis "TEPIAN"
Pusat Industri Kayu dengan semboyan Kota yang Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman.